09 April 2016

Janji

"Aja sok gampang janji wong manis, yen ta amung lamis. Becik aluwung prasaja nimas, ora agawe cuwa."

Penggalan salah satu tembang Jawa yang berjudul "Aja Lamis" diatas mungkin sudah sering kali kita dengar, akan tetapi sudahkah kita memahami dan meresapi maknanya? Mungkin saja banyak yang belum. Baiklah, akan sedikit saya ulas. Secara harafiah penggalan tembang tersebut memiliki arti tekstual "jangan mudah berjanji duhai orang manis. Lebih baik jujur saja wahai adik (perempuan) tak kan membuat kecewa". Secara kontekstual penggalan salah satu tembang Jawa ini menceritakan sebuah pesan untuk seseorang yang telah memiliki hubungan dekat. Isi pesannya adalah nasehat untuk tidak mudah mengumbar janji kalau pada nantinya tak bisa memenuhi. Untuk itu, pengarang lagu menyarankan lebih baik berkata jujur apa adanya  tanpa kamuflase. Dengan kejujuran serta keterbukaan itu tidak akan membuat kecewa orang lain. Kurang lebih seperti itu.

Dalam kehidupan nyata sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Disinilah terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Interaksi ini berbentuk komunikasi entah itu melalui verba ataupun nonverbal. Dalam komunikasi verba, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Salah satu contoh realita dalam kehidupan sehari-hari manusia berusaha mengungkapkan apa yang dirasakanya. Entah itu ketika merasa bahagia, sedih, terpesona, terharu dan lain sebagainya. Yang jelas semua merupakan eksresi luapan jiwa anak manusia. Sebagai contoh ungkapan adalah janji.

Janji adalah sebuah ungkapan didalam hati maupun diikrarkan pada orang lain yang dikemudian hari alan dimintai pertanggung jawaban untukbditepati. Janji umunya diperuntukan untuk orang lain. Contohnya adalah sepasangan sahabat yang sama-sama berjanji untuk saling ada untuk satu sama lain. Disisi lain janji juga bisa diperuntukkan diri sendiri. Contohnya adalah ketika berjanji kepada diri sendiri untuk tidak berbuat negatif. Entah untuk siapa janji itu wajib ditepati.

Kata pepatah janji adalah hutang, sedangkan hutang wajib dibayar, sehingga ketika seseorang sudah berjanji hendaklah berusaha menepati. Dalam agama juga disebuatkan: "Ada tiga tanda-tanda orang munafik; 1) jika berkata berbohong; 2) jika berjanji mengingkari; dan 3) jika berkata berkhianat". Jangan sampai kita termasuk orang munafik.

Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap janji apapun alasanya wajib ditepati. Ketika kita meningkari janji itu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Lebih baik tidak usah berjanji jika tak yakin mampu menepati. Karena sesungguhnya, janji adalah sebuah pengingkaran yang tidak ditepati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar